Memulai bisnis internet, biasanya tidak lepas dari perburuan nama
domain. Karena nama domain biasanya sekaligus menjadi nama produk yang
dipasarkan. Perjalanan tokopedia pun tidak lepas dari itu.
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, pada awal lahirnya ide tokopedia,
nama produk yang pertama tercetus adalah belanjaaman.com; dengan konsep
menawarkan sistem “Belanja Aman” kepada para pelaku pasar transaksi
jual-beli online di Indonesia. Nantinya katakan Nike membuka store di
website tersebut, otomatis mendapatkan nama domain nike.belanjaaman.com.
Harapannya, ketika membaca domain tersebut pengguna internet Indonesia
langsung terbentuk mind-set “belanja aman produk nike di internet”. Ide
tersebut luar biasa cheesy, sampai sayapun merasa malu untuk
menceritakannya kembali :P
Leon dan YF tidak suka dengan nama domain tersebut, dan kamipun
berusaha mencari sebuah nama yang orisinal. Nama pendek, tanpa arti,
yang bisa dipasarkan dengan baik. Nama seperti Yahoo! atau Google.
Perjalanan mencari nama baru pun dimulai!
Dalam proses pencarian ide, apapun itu, saya paling banyak melakukannya di 2 aktivitas berikut:
Pertama, adalah (maaf) WC kantor. Saya pribadi percaya aktivitas
ngeden berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasi dan kreativitas.
Bahkan, secara pseudo-science ini sudah terbukti lewat salah satu
TV-Series populer Heroes. Salah satu tokohnya, Hiro Nakamura harus
mengeluarkan ekspresi ngeden terlebih dahulu setiap ingin mengeluarkan
kemampuan super nya. “Concentration & Creativity Booster” seperti
itu tentunya sangat saya butuhkan. Apalagi, jika dipadukan dengan
rangkaian chemistry yang terbentuk dari kelegaan melepaskan
bagian-bagian makanan yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh! Jackpot!
Nah, sepanjang tahun 2008 setiap saya ngeden di WC kantor, saat-saat
itu tidak jarang, ada sekelebat ide yang lewat. Salah satunya adalah
kopaja.com. Kopaja – toko apa saja, jualan
apa saja! Buru-buru saya bersemangat mengutarakan ide ini kepada Leon.
Tidak tega melihat antusiasme berlebihan saya, dengan sabar dan
hati-hati, Leon pun memberikan saya pencerahan, bahwa:
- Kopaja itu nama koperasi, Koperasi Angkutan Jakarta. Bisa dituntut nantinya.
- kopaja.com juga sudah teregistrasi. Jadi kalaupun bukan nama koperasi, ga bisa dipakai.
Tempat kedua mencari ide, adalah dalam perjalanan pulang kantor naik ojek langganan. Yang kenal saya secara pribadi, pastilah tahu saya adalah seorang yang tidak memiliki sense-of-direction. Jika ditinggal di tengah kota Jakarta, selain di mal-mal besar yang ada blue-bird nya, saya pasti tidak tahu cara untuk pulang.
Sebenarnya penyebab terbesar saya tidak mempunyai sense-of-direction yang baik, karena setiap di jalan, saya tidak pernah memperhatikan jalan. Pikiran otomatis melamun, menerawang jauh kemana-mana.
Di tempat kedua inilah pada akhirnya ide nama Tokopedia itu datang. Idenya, website e-commerce ini diharapkan menjadi ensiklopedia toko-toko online di Indonesia. toko + ensiklopedia = tokopedia. Catchy!
Sesampai di rumah saya langsung memeriksa domain tokopedia. Semua masih available, baik .com, .net, .org, .info, dan seterusnya. Besoknya saya langsung mengutarakan ide soal tokopedia, hanya saja ada kekhawatiran dari team, terkesan plagiat dan kurang orisinal. Pasalnya, sudah ada wikipedia yang luar biasa populer.
Search Engine Killed the Domain Name Star
Setiap hari di belahan dunia manapun, ada ribuan orang dengan ide-ide baru yang mengukuhkan idenya dengan cara reserve nama domain. Khawatir nama domain tokopedia di klaim oleh pihak lain, akhirnya pada tanggal 30 Mei 2008, kami membeli nama domain tokopedia.com untuk berjaga-jaga sembari mencari nama ide baru.Di dunia, sempat populer istilah “video killed the radio star”. Di dunia internet, ada istilah “search engine killed the domain name star”. Apa maksudnya?
Ketika bisnis dot-com meledak di tahun 90-an, banyak sekali spekulan domain yang pekerjaannya berburu domain untuk kemudian dijual kembali dengan harga mahal ketika ada perusahaan dengan ide yang membutuhkan nama domain tersebut. Hal ini sebenarnya masih terjadi sampai detik ini. Hanya saja setelah era Google lahir, peralihan trend pengguna internet dalam mencari informasi pun berubah. Dulunya, nama domain sangat vital, karena banyak sekali orang yang menginput nama domain untuk mencoba melihat apa isi websitenya. Setelah Google lahir, trend pencarian informasi berubah. Orang mencari informasi yang dibutuhkan, dan apapun nama domainnya asal isi contentnya relevan, orang akan mengunjunginya. Jika dianalogikan dengan dunia nyata, restoran, asal menunya enak, mau di dalam gang kecil pun tetap dicari orang.
Dengan filosofi restoran itu, akhirnya kami pun siap maju dengan nama Tokopedia. Seperti restoran dalam gang, dimana masakan yang enak lah yang dijual, bukan lokasi restorannya; maka di Tokopedia, biar isi content nya lah yang menjadikan tokopedia terkenal nantinya, bukan nama domainnya.
sc:https://blog.tokopedia.com/2009/06/dibalik-nama-tokopedia-2/
0 komentar